Mengenal Gurkha: Sejarah dan Perkembangan Pasukan Elit dari Nepal

Gurkha, atau Gorkhali, adalah pasukan elit dari Nepal yang terkenal akan keberanian, kesetiaan, dan kemampuan tempur luar biasa. Berikut adalah ulasan singkat tentang sejarah, perkembangan, dan peran Gurkha hingga saat ini.

Asal-Usul dan Sejarah

Nama Gurkha berasal dari Kerajaan Gorkha, sebuah wilayah perbukitan di Nepal Barat, yang dipimpin oleh Prithvi Narayan Shah pada abad ke-18. Nama ini terinspirasi dari Guru Gorakhnath, seorang sufi Hindu abad ke-18. Gurkha awalnya adalah pejuang dari suku-suku pegunungan Nepal, seperti Gurung, Magar, Chhetri, dan Thakuri, yang dikenal sebagai “Ras Martial” oleh Inggris karena keberanian dan agresivitas mereka dalam pertempuran.

Pada 1814-1816, Kerajaan Gorkha bentrok dengan British East India Company dalam Perang Anglo-Nepal akibat sengketa perbatasan. Meski kalah, keberanian Gurkha memukau Inggris, yang kemudian merekrut mereka melalui Perjanjian Sugauli (1816). Sekitar 5.000 prajurit Gurkha bergabung dengan Inggris, membentuk batalion seperti Nasiri (kelak 1st King George’s Own Gurkha Rifles) dan Sirmoor (2nd King Edward VII’s Own Gurkha Rifles).

Peran dalam Konflik

Gurkha berjuang untuk Inggris dalam berbagai konflik:

  • Perang Pindari (1817) dan Perang Anglo-Sikh (1846-1848): Gurkha menjadi tulang punggung pasukan British Indian Army.

  • Pemberontakan India (1857): Mereka tetap setia kepada Inggris, membantu meredam pemberontakan.

  • Perang Dunia I dan II: Lebih dari 200.000 Gurkha bertempur di berbagai medan, seperti Prancis, Mesopotamia, dan Afrika Utara, dengan 43.000 jiwa gugur. Mereka meraih 13 Victoria Cross atas keberaniannya.

  • Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963-1966): Gurkha dikerahkan Inggris di Kalimantan, menghadapi TNI. Mereka juga berperan dalam menumpas pemberontakan di Brunei (1962), memperoleh Victoria Cross di Bau (1965).

Di Indonesia, Gurkha tiba pada 1945 bersama pasukan Sekutu untuk melucuti Jepang, namun sering bentrok dengan pejuang Republik, seperti di Surabaya (10 November 1945). Beberapa Gurkha, terutama yang Muslim, dilaporkan mogok bertempur setelah mendengar azan dan takbir, merasa solidaritas dengan pejuang Indonesia. Salah satunya, komandan Gurkha Zia ul-Haq (kelak Presiden Pakistan), mengaku terkesan dengan semangat perjuangan di Surabaya.

Ciri Khas dan Seleksi

Gurkha identik dengan kukri, pisau melengkung 18 inci yang digunakan untuk pertempuran, upacara, dan keperluan sehari-hari. Legenda menyebut kukri harus “mencicipi darah” sebelum disarungkan kembali, meski kini lebih sering digunakan untuk keperluan praktis.

Proses seleksi Gurkha sangat ketat. Calon dari perbukitan Nepal harus melewati tes fisik ekstrem, seperti lari menanjak 5 km dalam 46 menit sambil membawa 25 kg beban, ditambah 12 pull-up, 75 push-up, dan 70 sit-up dalam dua menit. Setiap tahun, sekitar 28.000 pemuda bersaing untuk 200-400 posisi di Angkatan Darat Inggris.

Perkembangan Terkini

Hingga 2025, Gurkha tetap aktif di:

  • Angkatan Darat Inggris: Brigade Gurkha (3.500 personel) berbasis di Shorncliffe, Inggris, dengan peran di infanteri, logistik, dan sinyal. Mereka terlibat dalam misi di Afghanistan, Irak, dan prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II (2022).

  • Angkatan Darat India: Tujuh resimen Gurkha Rifles (42.000 personel) dengan sekitar 800 prajurit per resimen.

  • Kontingen Gurkha Singapura: Sejak 1949, Gurkha melayani sebagai pasukan paramiliter, menjaga keamanan acara seperti KTT Trump-Kim (2018).

  • Gurkha Reserve Unit (GRU) Brunei: Sekitar 2.000 veteran Gurkha melindungi keluarga kerajaan dan instalasi minyak.

  • Nepal: Angkatan Darat Nepal (96.000 personel) memiliki unit Gurkha.

Pada 2023, isu merebak bahwa beberapa Gurkha bergabung dengan Wagner Group, kelompok tentara bayaran Rusia, karena gaji tinggi dan peluang kewarganegaraan Rusia, meski hal ini belum terkonfirmasi secara luas.

Kontroversi

Meski dihormati, Gurkha sering dicap sebagai “tentara bayaran” karena direkrut untuk melayani negara asing. Namun, mereka memiliki jenjang karier formal, bukan kontraktor swasta. Pada 2022, pensiunan Gurkha di Inggris memprotes upah rendah dan eksploitasi, menuntut kesetaraan dengan prajurit Inggris. Di Indonesia, salah kaprah menyebut semua tentara India Sekutu sebagai Gurkha, padahal banyak yang berasal dari suku Punjab atau Sikh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *